Oh Tuhanku pemilik sekalian alam,
Dengarlah luahan hatiku yang dalam,
Perahuku sudah semakin karam,
Cahaya dian yang kian kelam,
Dalamnya lautan tak terselam.
Wahai sahabat maafkan diriku,
Sudahku tunjuk jalan ke situ,
Walau jauh beribu batu,
Tetap melangkah satu-persatu,
Sungguh jalan penuh berliku,
Jalan yang benar lagaknya begitu.
Tari godaan asyik melalaikan,
Memesong ikrar demi Tuhan,
Bagaimana nak ku lalu seninya jambatan,
Dengan belakang yang penuh beban,
Panji ikrar yang penuh kekusutan,
Pancaindera acapkali kehausan.
Pangkal kekuatan sedangkan khianat,
Sungguhpun tahu tetap ku buat,
Meredah akar pesong berselirat,
Ikut sangat bisikan yang lama,
Kejap ingat kejap terlupa,
Mujur ku bertemu yang paling utama.
Ikatan ini jangan Kau longgarkan,
Hanya itu tempat pegangan,
Hanya itu asal kekuatan,
Hanya itu sebenar jalan.
Ampun intan ampun permata,
Tetaplah bersinar cahayamata,
Pandu aku sampai ke pintu,
Pandu aku sampai bertemu,
Pandu aku kembali padaMu,
Pandu aku semula ke jalan itu.
jon jonson{24 Ogos 2008}
This entry was posted
on 2008/08/23
at Saturday, August 23, 2008
and is filed under
SEX(self expression)
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.